Bandung, Aku akan Kembali

9:17 AM

Ke Bandung selama tiga hari untuk Science Film Festival 2013. Untuk keperluan kerja memang, tapi moso’ tidak dimanfaatkan sama sekali? Mumpung di Bandung, sudah sewajarnya berwisata keliling Bandung toh? Sebelum berangkat, aku sudah membuat daftar hal yang ingin aku lakukan di Bandung. Tidak banyak, hanya tiga; menonton Snowpiercer di Blitzmegaplex PVJ, makan malam di Sugar & Cream (Majahouse), dan Mengunjungi Selasar Sunaryo Artspace.

Perjalanan menuju Bandung sendiri sudah agak gila. Seharusnya naik kereta pagi, pukul 05.45 dari Gambir menuju Stasiun Bandung, tanggal 28 November. Perhitungan yang salah dan jalanan Pulogadung yang sangat tidak terduga bahkan di pagi buta, membuatku terlambat, sehingga aku tertinggal kereta. Jadi lah aku membeli tiket lagi untuk keberangkatan selanjutnya pukul 08.20, yah lumayan juga menunggu dua setengah jam di stasiun. Kereta yang seharusnya berangkat pukul 08.20 itu, baru berangkat pukul 08.40 dan seharusnya aku sampai Bandung pukul 11.16, menjadi 11.45.

Sesampainya di Bandung, aku menghabiskan sepanjang siang dan sore terkapar di kamar hotel, tidur. Jangan salahkan aku, aku sudah kehilangan banyak waktu tidur selama satu bulan terakhir. Aku menginap di Cihampelas dan SFF dilaksanakan di IFI, Jl. Punawarman dan di ITB, tapi saat aku datang, acara di ITB sudah selesai, jadi tidak sempat mengunjungi ITB. Malamnya, berjalan-jalan ke Cihampelas Walk dan makan malam di kisaran Jl. Cihampelas. Makan malam soto ayam, salah satu soto terenak yang pernah masuk ke mulutku!

Hari Jumat semua berjalan normal dan lancar dan hampir membosankan. Selesai menjalankan tugas di IFI, kembali ke hotel untuk bersiap-siap menuju Dago. Pukul 16.00 dari Cihampelas menuju Dago dengan berjalan kaki, tidak tahu pasti jarak yang ditempuh, kurang lebih satu jam berjalan kaki. Sungguh berjalan kaki di tempat dengan temperatur rendah lebih butuh perjuangan, sulit untuk bernapas. Sesampainya di Dago, kembali berjalan kaki sepanjang Dago, memasuki satu Factory Outlet ke lainnya, lalu berjalan kaki ke Jl. Pajajaran untuk makan malam di Obonk. Iya, aku jauh-jauh ke Bandung untuk makan di Obonk, yang di Jakarta bertebaran dan aku abaikan itu. Oh iya, rencanaku ke Majahouse gagal seketika malam itu karena ternyata Majahouse terletak di Lembang, terlampau jauh.

Jumat malam itu mengalami dilema antara ingin nonton di Blitz atau ke Selasar Sunaryo, kebetulan malam itu ada pembukaan pameran di Sunaryo dan kebetulan aku sudah di Dago bawah dan Sunaryo di Dago Atas, hanya tiga puluh menit (sudah termasuk macetnya) dari lokasiku berada. Hati kecil berkata, aku lebih baik ke Sunaryo karena toh aku sudah di Dago, tapi kaki berkata lain, dari Obonk aku malah menyetop taksi menuju PVJ dan menghabiskan Jumat malamku menonton Snowpiercer di Blitzmegaplex. Ya setidaknya salah satu to-do list-ku terlaksana di hari kedua. Dan demi Tuhan aku suka sekali PVJ di malam hari, sangat cantik! Setengah outdoor dan setengah indoor. Tapi sayangnya aku harus menghabiskan waktu 15menit hanya untuk menemukan letak Blitz karena salah masuk dan karena di dalam mall sebesar itu tidak terlihat satpam yang berkeliaran.

Sabtu, 30 November 2013 bisa jadi merupakan sabtu tergila di bulan November. Setelah urusan SFF selesai, aku memutuskan untuk segera menuju Dago Atas, ke Selasar Sunaryo Artspace. Dengan berbekal: naik angkot ke Terminal Dago lalu lanjut angkot menuju Ciburial. Aku naiki sebuah angkot yang bertuliskan Caringin – Dago dengan penuh keyakinan, tanpa bertanya. Setelah 20menit perjalanan aku sedikit resah, tapi aku meyakinkan diri bahwa aku naik angkot yang benar. Dan aku ketiduran!! Saat sadar sudah terlalu jauh dari Dago, aku sudah berada di Jl. Soekarno-Hatta, saat bertanya pada supir, dia menyarankan untuk turun di Ciroyom saja, lalu naik angkot yang langsung menuju Ciburial. Ciroyom adalah pasar tradisional yang aku lewati sekitar 20 menit yang lalu. Jadi, aku menghabiskan waktu total 1,5 jam dari Purnawarman ke Caringin dan kembali ke Ciroyom. Lalu kembali menghabiskan waktu 15menit untuk menunggu angkot menuju Ciburial, ternyata ini termasuk angkot yang langka karena… kita akan menuju penjelasan kenapa angkotnya lama.

Saat diangkot menuju Ciburial, waktu sudah menujukkan pukul 17.20. Kereta pulangku ke Jakarta pukul 19.50. Sepanjang jalan aku sudah berdebar-debar. Pukul 18.00, aku masih di Dago bawah, kisaran Simpang Dago. Macetnya bukan main!! Arah Dago Atas dan sebaliknya sama saja (inilah alasan kenapa angkot jurusan Ciburial lama). Beberapa kali kulihat pangkalan ojek, di seberang jalan, aku bisa saja berhenti di tengah jalan dan putar arah menuju stasiun, tapi tidak kulakukan. Aku bertekad untuk ke Selasar. 18.25, sudah di kisaran Bukit Dago. Jalanan semakin sepi, tidak ada angkot balik, tidak ada taksi, tidak ada ojek, ini membuatku semakin bertekad sampai di Selasar, semoga di sana ada seseorang yang bisa kumintai tolong untuk mengantar ke stasiun. Aku sampai di Selasar pukul 18.35 daaaaaannn galeri sudah tutup! Galeri dan pameran buka hanya sampai pukul 17.00! Tuhan, ini tidak sungguh terjadi kan? ALAS!

Aku langsung menuju Kopi Selasar dan memesan beberapa makanan untuk dibawa. Segera. Keretaku pukul 19.50, ingat? Sambil menunggu makananku, aku menghampiri satpam tentang kemungkinan menemukan tukang ojek, seseorang di sana berkata jarang sekali ojek, kalau mau aku bisa menunggu pegawai Selasar pulang dan aku bisa menebeng. Di tengah-tengah kepanikan datang seorang ibu berkerudung, menanyakan arah pulangku dan menawarkan tumpangan! YEAY! Aku segera menuju Kopi Selasar lagi untuk mengambil pesananku, cukup lama sampai aku mendapatkan pesananku tapi ternyata ibu itu masih menungguku. Ah baiknya beliau. Aku membonceng motor sampai ke Simpang Dago, di atas motor kami mengobrol, beliau bernama ibu Yani dan ternyata MANAJER SELASAR SUNARYO! Aku menumpang pada manajernya langsung! Wow! Dia bertanya aku darimana dan bagaimana bisa mengetahui Selasar Sunaryo, di saatku menjawab bahwa aku tahu tentang pameran dari mas Chabib dan di detik itu dalam hati: “OH IYA MAS CHABIB, kenapa aku tidak menghubungi dia????” Tolol!

Banyak obrolan lainnya antara aku dan bu Yani sepanjang jalan. Sampai kami tiba di Simpang Dago dan beliau menawar ojek untukku, untuk mengantarku ke Stasiun. Dan akhirnya aku tiba di stasiun pukul 19.15. LUAR BIASA! Aku sangat berterima kasih pada bu Yani malam itu, kalau tidak, aku yakin akan tertinggal kereta lagi.

Walaupun kunjungan ke Selasar menjadi kunjungan terbodoh sepanjang masa, setidaknya aku pernah sampai sana dan aku akan tahu bagaimana mencapai tempat itu lagi suatu saat nanti. Dan setidaknya aku mendapatkan makanan istimewa untuk makan malam di kereta. Hihihi

Hari yang kacau dan serba terburu-buru. Dan berakhir penuh tawa, tawaku untuk kebodohanku. Di antara semua hal yang terjadi, aku jadi sedikit lebih mengenal Bandung, ya walaupun rasanya aku tidak akan pernah bisa menghapal angkot di Bandung jika aku belum mencapai kunjungan keseribu. Di Bandung aku menemukan orang-orang baik dengan segala keramahan dan kehangatan yang mereka berikan. Aku rasa aku jatuh cinta pada Bandung karena itu, ya boleh lah Bandung menjadi kota kedua yang aku cintai di Indonesia, setelah Jogja tentunya. Aku pastikan aku akan kembali lagi bulan ini, sebelum Pameran Transit berakhir, ya aku berniat kembali hanya untuk mengunjungi Selasar Sunaryo Artspace. Aku merasa berhutang pada mas Chabib, sudah di Selasar tapi tidak berjumpa dia, bahkan tidak ingat untuk mengabarinya. Dan tentunya untuk berkenalan dengan semua pekerja Selasar, berkenalan dengan lebih pantas tentunya.

Terima kasih Bandung, untuk tiga hari yang menyenangkan. Aku mendapatkan yang selalu aku inginkan: Go to the places I’ve never been, meet the people I’ve never met, and get lost. Dan aku mendapatkan ketiganya. :)

Sampai jumpa dua minggu lagi?

 photo DSC00890_zpscce072e9.jpg
Pemandangan Menuju Bandung
 photo DSC00967_zps0dcc7e32.jpg
Amphitheater Selasar Sunaryo Artspace
 photo DSC00968_zps5761a284.jpg
 photo DSC00970_zps27cede42.jpg
Makan malamku di kereta dipersembahkan oleh Kopi Selasar.
Hotdog Wraps Up (atas) dan Spaghetti Meat Sauce (bawah)


Cheers and beer,
Lisnaadwi

You Might Also Like

2 Comments

  1. Yeaay!! Akhirnya post baru.
    Bener-bener sendirian ya mondar-mandirnya di Bandung, Na? Seru sekali nyasar-nyasarnya. :D

    ReplyDelete
  2. @anne: cuma pas ke PVJ dan hari terakhir yang sendiri, sisanya bersama-sama. Sampe sekarang tiap inget masih bikin ketawa-tawa sendiri. Tanggal 18 kayaknya aku Bandung lagi nih.

    ReplyDelete

Instagram

Subscribe