Simple Plan : Still Not Getting Any…
5:13 PMPierre Bouvier on vocals | Chuck Comeau on Drums | Jeff Stinco on Guitars | Sebastien Lefebvre on Guitars and Background vocals | David Desrosiers on Bass and Background Vocals
Tiba-tiba saja gue ingin sekali membuat review
dari album-album yang gue miliki di rumah. Rasanya sayang kalo hanya gue
dengarkan jutaan kali di rumah, tanpa gue promosikan ke orang lain atau gue
cela di saat kurang memuaskan *ketawa a la sinetron*. Tapi, perlu diketahui,
gue membuat review dari sisi pendengar, berdasarkan perasaan yang gue dapat
saat mendengarkan album tersebut *takut didamprat musisi atau pengamat musik
karena terlalu sotoy* :D Lalu, album pertama yang akan menjadi tumbal untuk
review berantakan a la gue adalah “Still Not Getting Any…” dari sebuah Kanada,
Simple Plan.
Album “Still Not
Getting Any…” ini berisikan dua keeping CD. CD pertama tentu saja berisi 11
track yang dipersembahkan oleh Simple Plan. Kemudian, CD kedua berisikan
potongan dokumentasi Simple Plan dari satu konser ke konser lain, serta
beberapa foto. Well, complete package to know more about this band and their
silliness. Album ini juga dilengkapi dengan booklet yang berisi lirik-lirik
lagu dan beberapa photo shoot yang menggambarkan Pierre dan kawan-kawan dari muda belia hingga
tua renta. Dan foto-foto tersebut gak mungkin gak membuat lo tersenyum geli.
Band dengan genre
pop-punk (di sini lah bodohnya gue, nol untuk hal menentukan genre sebuah
musik. Thanks to google!!) mempersembahkan 11 tracks: 1.Shut Up!, 2.Welcome to
My Life, 3.Perfect World, 4.Thank You, 5.Me Against the World, 6.Crazy, 7.Jump,
8.Everytime, 9.Promise, 10.One, dan 11.Untitled. Dari segi musik, gak mau
banyak komentar, gak ada yang super bahkan terdengar agak monoton dari track
pertama sampai track terakhir. Gak ada satu track-pun yang musiknya ‘menggebrak’,
mengingat band ini katanya ber-punk, agak heran aja.
Dari segi lagu-lagu, kok ya gue merasa
lagu-lagunya bercerita tentang anak muda menyedihkan, yang merasa dirinya tidak
cukup dianggap penting oleh masyarakat di sekitarnya, yang akhirnya membuat dia
merasa seperti pecundang dan merasa harus memberontak pada keadaan. Contoh “It
seems like everyday I make mistakes. It’s like I’m the one you love to hate”,
“You don’t know what it’s like, to be like me”, “I’m a nightmare, a disaster,
that’s what they’ve always said. I’m a lost ‘cause not a hero”. Dan lirik-lirik
semacam itu terulang dengan pernyataan yang berbeda dari track satu hingga
track lima ,
serta track sepuluh. Lalu tentang sedikit ‘pemberontakan’ pada track tujuh.
Track delapan dan sembilan tentang kisah cinta. Yang menarik dan cukup oke
menurut gue adalah track enam dan sebelas, tentang isu sosial, mungkin sebuah
usaha untuk menyadarkan masyarakat tentang hal-hal yang kerap kali terjadi.
Well, it’s work enough, terutama untuk track 11 yang dilengkapi dengan video
klip yang sangat paaaaaaaaas.
Album ini akan
sangat cocok bagi kalian yang merasa agak rendah diri, merasa sekeliling tidak
sesuai dengan keinginan kalian, masyarakat sekitar meng-underestimate kalian, atau
kalian yang membutuhkan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Tapi,
album ini gak terlalu buruk kok untuk sekedar didengarkan siang hari sambil
main game. Musik dengan sedikit
hentakan, dijamin tidak akan membuat siang hari menjadi terlalu ‘panas’. Juga
cocok buat kalian yang merasa ingin protes terhadap kehidupan di sekeliling
kalian yang agak menyebalkan. Well, semuanya balik ke selera
masing-masing, sih. Over all, 2 of 5, I think enough.
Cheers and beer,
Lisnaadwi
0 Comments